Moskow (ANTARA) - Perdana Menteri Inggris Keir Starmer menyatakan bahwa negaranya siap berpartisipasi dalam proses pelucutan senjata kelompok Palestina Hamas serta mengirimkan pengamat gencatan senjata ke Jalur Gaza, demikian pernyataan kantor perdana menteri, Senin (13/10).
“Perdana Menteri mengatakan bahwa Inggris siap memainkan peran kepemimpinan dalam proses pelucutan senjata Hamas, mendukung rekonstruksi Gaza, serta berpartisipasi dalam misi pemantauan gencatan senjata,” demikian pernyataan kantor Starmer setelah pembicaraannya dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Pada 9 Oktober, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan bahwa Israel dan kelompok Hamas telah mencapai kesepakatan untuk melaksanakan tahap pertama rencana perdamaian guna menyelesaikan konflik di Jalur Gaza.
Dalam tahap pertama itu, Hamas membebaskan para sandera Israel, sementara Israel menarik pasukannya hingga garis yang disepakati di dalam wilayah Jalur Gaza dan membebaskan ratusan warga Palestina dari penjara, termasuk mereka yang menjalani hukuman seumur hidup atas tuduhan terorisme.
Rencana perdamaian Gaza yang diumumkan Trump pada 29 September terdiri atas 20 butir poin dan menyerukan gencatan senjata segera dengan syarat pembebasan para sandera dalam waktu 72 jam.
Dokumen tersebut juga mengusulkan agar Hamas dan kelompok Palestina lainnya tidak terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam pemerintahan Gaza, dan kendali wilayah diserahkan kepada otoritas teknokratis di bawah pengawasan internasional yang dipimpin langsung oleh Trump.
Pada Senin, Trump bersama Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, dan Emir Qatar Tamim bin Hamad Al-Thani menandatangani “Deklarasi Trump untuk Perdamaian dan Kemakmuran Abadi” sebagai langkah untuk menyelesaikan konflik di Jalur Gaza.
Sumber: Sputnik-OANA
Baca juga: Peserta KTT Gaza berkomitmen selesaikan konflik lewat diplomasi
Baca juga: Ribuan warga Palestina yang dibebaskan Israel tiba di Khan Yunis, Gaza
Penerjemah: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.