Liputan6.com, Jakarta - Grayson Boucher alias The Professor, legenda streetball asal Amerika Serikat, membagikan pengalamannya soal pemilihan sepatu. Menurutnya, dalam memilih sepatu yang aman bukan hanya soal brand dan harga, melainkan dengan mempertimbangkan hal lainnya yang bisa memengaruhi performa sekaligus kesehatan pemain di lapangan.
“Yah, ya, saya pernah pakai sepatu yang salah. Kurasa kita bisa cedera. Itulah pengalamannya,” katanya sambil bercanda, menceritakan pengalaman memilih sepatu yang salah untuk aktivitasnya, Hal ini ia sampaikan dalam wawancara eksklusif di acara konferensi pers Peresmian ANTA Hadir di Indonesia, yang diselenggarakan pada Selasa (26/8/2025).
Menurutnya, beberapa sepatu memang dapat terlihat menarik, tetapi tidak semua jenis sepatu dapat memberikan dukungan optimal untuk pergerakan intens dalam permainan basket.
The Professor telah melalui banyak pengalaman untuk menemukan sepatu yang nyaman untuknya. Ia menyadari beberapa faktor seperti stabilitas, grip, hingga bobot sepatu, menjadi kunci kenyamanan, apalagi untuk seseorang yang aktif bergerak sepertinya.
Pemilihan sepatu yang salah dapat menjadi awal dari cedera yang serius. “Jadi, Anda Tahu, terkadang cedera bisa terjadi karena itu,” katanya.
Mitos Sepatu High-Top dan Mobilitas Pemain
Di kesempatan yang sama, The Professor juga menyinggung terkait mitos lama dalam dunia basket, yaitu anggapan bahwa sepatu high-top lebih aman untuk melindungi pergelangan kaki. Menurutnya, keyakinan seperti itu tidak sepenuhnya benar.
Ia mengungkapkan, dirinya telah tumbuh bersama dengan mitos sepatu high-tops lebih aman untuk mencegah kaki terkilir. Namun, ia memutuskan mitos itu, ia menceritakan pengalamannya yang dipinjami sepatu dengan model low-tops saat ia lupa membawa sepatunya, tidak seperti yang diperbincangkan.
“Saya agak keluar dari mitos itu, dan kemudian saya belajar bahwa saya sebenarnya lebih suka atasan rendah (sepatu), karena Anda memiliki sedikit lebih banyak mobilitas pergelangan kaki,” jelas The Professor.
Bagi The Professor, yang memiliki mobilitas tinggi, sepatu low-top justru membuat gerakannya menjadi lebih bebas. Ia menekankan, memilih sepatu harus menyesuaikan dengan jenis aktivitas, bukan hanya sekadar ikut-ikutan tren.
Pemilihan sepatu yang pas dapat mempermudah mobilitas menjadi lebih baik, ini dapat mengurangi risiko salah langkah bagi pegiat olahraga (basket) jika harus berganti arah secara tiba-tiba.
Stabilitas, Grip, dan Bobot Ringan Jadi Pilihan
Selain model sepatu, faktor lain yang dianggap penting oleh The Professor adalah stabilitas, grip, dan bobot sepatu. Ketiga elemen tersebut, disebutnya sebagai fondasi utama bagi para pemain yang sering melakukan perubahan arah cepati di lapangan.
“Saya pikir perubahan arah itu sangat penting. Jadi, cengkeraman itu segalanya, lalu stabilitasnya. Tapi juga sangat ringan (berat sepatunya), rasanya seperti tidak memakai sepatu. Jadi, itulah komponen yang saya cari,” katanya menjelaskan kriteria sepatu yang dicarinya, yaitu stabilitas, cengkraman sepatu, dan berat sepatu.
The Professor menegaskan, sepatu yang ringan dapat membuat pemain menjadi lebih lincah, serta grip yang kuat dapat mengurangi risiko tergelincir. Di sisi lain, stabilitas bisa membantu menjaga keseimbangan saat melakukan taktik ketangkasan.
“Pegangan yang luar biasa dan stabilitas yang luar biasa, semuanya dalam satu,” ujarnya.
Bagi The Professor, sepatu yang ideal bukan hanya mendukung performa, tetapi juga menjadi pelindung utama agar pemain terhindar dari cedera yang bisa menganggu karier.
Tidak Harus Premium, yang Penting Mendukung
Meski menekankan pentingnya faktor teknis, The Professor menyadari bahwa tidak semua pemain mampu membeli sepatu kelas premium. Karena itu, ia menilai pentingnya variasi produk yang bisa diakses oleh berbagai kalangan.
“Mulai dari yang premium, seperti Kyrie 2, sampai model yang lebih terjangkau seperti Kyrie Speed. Mereka membuat sepatu basket untuk setiap orang, apa pun kemampuan finansial Anda,” ujarnya.
The Professor menceritakan, hingga kini belum menemukan kualitas buruk dari brand yang digunakannya. Namun, ia tetap memberi catatan bahwa sepatu dengan grip lemah atau sepatu yang kurang bisa menopang kaki bisa memicu masalah.
“Saya pikir ketika tidak ada dukungan, atau tidak ada cengkeraman. Anda bisa mengalami masalah,” ujarnya.
Berbagai pengalaman telah The Professor lewati, hasilnya, ia menyadari bahwa pilihan sepatu yang tepat merupakan investasi kesehatan. Pilihan sepatu yang baik, katanya, bisa mengurangi risiko cedera dan sekaligus meningkatkan kepercayaan diri pemain di lapangan.