Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) RI Arrmanatha Nasir menyayangkan semakin turunnya dukungan Gerakan Non-Blok (GNB) terhadap kemerdekaan Palestina, yang ia sebut sebagai gejala meredupnya pamor gerakan tersebut.
Dalam Pertemuan Tingkat Menlu (PTM) ke-19 Biro Koordinasi GNB di Kampala, Uganda, pada Rabu (15/10), dia menyebut persoalan Palestina sebagai salah satu utang moral terbesar GNB yang tak kunjung lunas.
"Hanya 70 persen anggota GNB yang mendukung Deklarasi New York untuk mewujudkan Solusi Dua Negara. Ini adalah pengingat yang menyadarkan akan terjadinya perpecahan di antara kita," kata Tata, panggilan akrab Arrmanatha, seperti dikutip dalam keterangan tertulis Kemlu RI pada Kamis (16/10).
Ia menyampaikan bahwa kemerdekaan Palestina sejatinya adalah "detak jantung" bagi GNB. Namun, rendahnya dukungan GNB terhadap Deklarasi New York menunjukkan bahwa suara kolektif gerakan itu mulai meredup dan beban moral negara-negara anggota terhadap Palestina seperti berangsur menghilang.
Tata menyatakan bahwa meredupnya komitmen ini menimbulkan pertanyaan serius terhadap komitmen dan kredibilitas GNB.
"Dalam dunia yang terus berubah, pertanyaannya bukan apakah GNB masih relevan, tetapi apakah GNB memilih tetap relevan," katanya.
Ia mengingatkan bahwa GNB berdiri dengan nilai-nilai dasar yang menyatukan, yaitu solidaritas, rasa saling menghargai, kemitraan, dan kerja sama. Namun, dalam beberapa tahun belakangan, GNB seperti kehilangan arah dan fokus.
"Rasanya seperti kita terjebak dalam perundingan tanpa ujung soal dokumen birokratis yang membawa apa-apa bagi rakyat kita," kata Tata sembari memperingatkan bahwa gejala seperti ini membuat GNB sering gagal mewujudkan tindakan konkret.
Untuk mencegah GNB semakin melorot, dia mendesak gerakan itu untuk memprioritaskan reformasi internal, memajukan reformasi PBB dan sistem multilateral, serta memperkuat kerja sama antara negara berkembang.
Tata juga mengingatkan supaya Semangat Bandung 1955 yang menjadi dasar berdirinya GNB terus dihidupkan dan diperjuangkan oleh semua anggota GNB.
PTM ke-19 GNB di Kampala pada 15—16 Oktober 2025 dipimpin oleh Menteri Luar Negeri Uganda, Odongo Jeje Abubakhar, selaku Ketua GNB periode 2024-2027.
Pertemuan yang mengusung tema "Deepening Cooperation for Shared Global Affluence" itu berhasil mengesahkan dokumen final tentang prioritas strategis GNB yang mencakup isu perdamaian dan keamanan, pembangunan, perubahan iklim, dan pengentasan kemiskinan, menurut pernyataan Kemlu RI.
Baca juga: Siapa saja negara pendiri Gerakan Non Blok? Ini daftar serta perannya
Baca juga: Prabowo: Tradisi Gerakan Non-Blok RI harus dijaga tiap pemerintahan
Pewarta: Nabil Ihsan
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.