Jakarta (ANTARA) - Rasa percaya diri pada anak sebaiknya mulai diasah sejak usia dini. Hal ini penting agar anak mampu merespons berbagai rangsangan dan tantangan yang datang dari lingkungan sekitarnya.
Kepercayaan diri tidak hanya terbentuk lewat ucapan atau keinginan semata, tetapi juga melalui tindakan dan keputusan yang diambil anak dengan penuh tanggung jawab. Saat anak memasuki usia 5–10 tahun, membangun hubungan yang positif dengan orang tua menjadi langkah penting untuk menumbuhkan rasa percaya diri dalam dirinya.
Pada rentang usia tersebut, anak mulai mengenal dunia sekolah dan mengalami perkembangan pesat, baik dari segi keterampilan maupun emosional. Karena itu, peran orang tua sangat dibutuhkan untuk membantu anak tumbuh menjadi pribadi yang berani dan percaya diri di berbagai situasi.
Lalu, bagaimana cara membantu anak yang masih pemalu agar lebih percaya diri? Berikut beberapa langkah sederhana yang dapat dilakukan oleh orang tua, berdasarkan informasi yang telah dihimpun dari berbagai sumber.
Baca juga: Cara atasi rasa "insecure" saat baru memulai karir di dunia kerja
5 Cara menumbuhkan rasa percaya diri anak
1. Berikan afirmasi positif
Percaya diri tumbuh dari komunikasi yang hangat antara orang tua dan anak. Saat anak berani mencoba hal baru atau keluar dari zona nyamannya, berikanlah respons positif sebagai bentuk apresiasi. Afirmasi seperti ini membuat anak merasa dihargai dan lebih berani menghadapi tantangan berikutnya.
Orang tua juga disarankan untuk selalu memberi dukungan dan dorongan agar anak mau terus bereksplorasi. Dengan begitu, rasa percaya diri akan tumbuh secara alami seiring dengan pengalaman dan keberhasilan-nya.
2. Latih keterampilan sosial
Anak yang pemalu umumnya cenderung menutup diri dari pergaulan. Untuk melatih kemampuan sosialnya, orang tua bisa mulai dengan mengundang teman sebaya ke rumah untuk bermain bersama.
Dari aktivitas sederhana ini, anak belajar berinteraksi dan beradaptasi dengan lingkungan sosial. Karena anak memiliki perasaan yang sensitif, penting bagi orang tua untuk menciptakan suasana yang aman dan nyaman agar ia merasa diterima dan berani bergaul.
3. Dorong perlahan anak untuk berinteraksi dengan sekitar
Anak dapat belajar dari contoh yang diberikan orang tuanya. Ajarkan ia untuk menyapa, berbicara, dan bersikap ramah kepada orang lain. Ketika orang tua melakukan hal tersebut lebih dulu, anak akan menirunya dengan lebih mudah.
Selain itu, bantu anak untuk berani menyapa teman atau orang-orang di sekitar. Kebiasaan sederhana ini bisa menjadi langkah awal dalam membangun rasa percaya diri ketika berinteraksi di lingkungan sosial.
Baca juga: Merasa insecure dengan penampilan fisik? Ini cara ampuh mengatasinya
4. Validasi perasaan anak
Setiap anak memiliki karakter dan tingkat rasa malu yang berbeda. Karena itu, orang tua sebaiknya tidak memaksa atau memberi label negatif seperti “Jangan malu-malu” di depan anak. Ucapan seperti itu justru dapat membuat anak merasa cemas, tertekan, atau tidak nyaman.
Sebaliknya, tunjukkan empati dan berikan dukungan emosional dengan menanyakan apa yang anak rasakan atau inginkan. Dengan begitu, anak akan merasa dimengerti dan lebih terbuka untuk mencoba hal-hal baru tanpa rasa takut.
5. Hargai setiap usaha dan berikan pujian
Anak-anak sangat menghargai pujian, terutama ketika mereka berhasil melakukan sesuatu. Pujian yang tulus mampu menumbuhkan rasa dihargai dan memperkuat kepercayaan diri mereka.
Peran orang tua sangat besar dalam hal ini. Sekecil apa pun usaha anak, berikanlah apresiasi realistis agar ia tetap termotivasi. Walaupun hasilnya belum sempurna, penghargaan sederhana dapat menanamkan pola pikir positif dan keberanian untuk terus berusaha.
Baca juga: Mendikdasmen bagikan tiga tips keberhasilan untuk murid di SIKL
Pewarta: Sean Anggiatheda Sitorus
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.