Liputan6.com, Jakarta Liverpool tengah berada di periode penuh tantangan setelah menjalani musim panas yang tak biasa. Untuk pertama kalinya dalam sejarah Premier League, juara bertahan mengganti hampir setengah dari skuad utama mereka hanya beberapa bulan setelah mengangkat trofi.
Langkah berani itu datang dengan harga yang luar biasa — sekitar £452,5 juta — menjadikan Liverpool sebagai klub dengan belanja tertinggi dalam satu bursa transfer di Inggris.
Dua rekor transfer nasional pun pecah dalam prosesnya. Namun, keberanian besar ini kini berbalik menjadi tekanan besar bagi pelatih anyar, Arne Slot.
Periode Sulit di Awal Era Slot
Setelah start menjanjikan, Liverpool kini mulai goyah. Kekalahan beruntun dari Crystal Palace, Galatasaray, dan Chelsea membuat sang pelatih asal Belanda mulai merasakan tekanan pertamanya di Anfield.
Padahal, The Reds masih mempertahankan rekor 100 persen kemenangan di kandang. Namun di luar itu, performa mereka jauh dari kata meyakinkan — terutama jika melihat lini belakang yang mudah kebobolan dan para rekrutan mahal yang belum tampil sesuai harapan.
Slot akan menjalani ujian besar dalam sebulan ke depan. Selain menghadapi Manchester United akhir pekan ini, Liverpool juga dijadwalkan bertemu Manchester City dan Real Madrid. Hasil dari rangkaian laga itu bisa menjadi tolok ukur sejauh mana pelatih 47 tahun tersebut mampu mengarungi tekanan di level tertinggi sepak bola Eropa.
Rekrutan Mahal, Performa Mengecewakan
Dua nama besar yang digadang-gadang menjadi tulang punggung baru Liverpool justru belum menonjol. Florian Wirtz, gelandang muda berharga £116,5 juta dari Bayer Leverkusen, belum mencetak gol atau assist di Premier League. Sementara striker £130 juta, Alexander Isak, masih tampil tumpul setelah absen panjang di pramusim.
Dua bek sayap anyar, Jerome Frimpong dan Milos Kerkez, yang didatangkan dengan total £69,5 juta, juga belum mampu memberi dampak signifikan. Bahkan satu-satunya pemain yang sempat menunjukkan sinar, Hugo Ekitike (£79 juta), harus menerima amarah Slot setelah diganjar kartu merah karena selebrasi berlebihan di Piala Liga.
Fenomena ini kembali menegaskan satu hal: sukses di Bundesliga tidak selalu berbanding lurus dengan keberhasilan di Premier League. Sejumlah nama seperti Naby Keita, Timo Werner, hingga Jadon Sancho adalah bukti nyata sulitnya adaptasi di sepak bola Inggris.
Warisan Klopp dan Bayang-bayang Masa Lalu
Slot jelas mewarisi fondasi kokoh peninggalan Jurgen Klopp. Musim lalu, sang pelatih asal Jerman meninggalkan tim yang disiplin, tangguh, dan pekerja keras, dengan lini tengah yang diperbarui berkat kedatangan Ryan Gravenberch, Alexis Mac Allister, dan Dominik Szoboszlai.
Namun kedatangan Wirtz mengubah filosofi permainan Liverpool. Untuk pertama kalinya, mereka memiliki gelandang serang murni bertipe nomor 10, yang membuat sistem lama Klopp perlu disesuaikan. Tantangan semakin rumit ketika Slot mencoba memadukan Isak dan Ekitike dalam satu lini depan — kombinasi yang sejauh ini belum menemukan keseimbangan.
Selain itu, aura ketidakpastian juga masih mengitari Mo Salah. Setelah sempat bersitegang soal kontrak musim lalu, bintang Mesir itu kini tampak belum nyaman dengan perubahan besar yang terjadi di klub.