Liputan6.com, Jakarta Gianluigi Donnarumma sedang menikmati babak baru dalam kariernya bersama Manchester City. Setelah meninggalkan PSG di akhir bursa transfer musim panas, kiper asal Italia tampil meyakinkan di bawah mistar The Citizens.
Dalam empat laga perdananya, ia sudah mencatatkan dua clean sheet dan hanya kebobolan dua gol, sebuah awal yang menjanjikan untuk penjaga gawang berusia 26 tahun itu.
Namun, bukan hanya performa di lapangan yang membuat Donnarumma bahagia. Kehadiran Pep Guardiola sebagai pelatih menjadi faktor besar yang membuatnya betah di Etihad Stadium.
Donnarumma mengaku langsung terpesona dengan pendekatan dan gaya kepemimpinan Guardiola sejak hari pertama latihan, bahkan lebih dari yang ia bayangkan sebelumnya.
Bagi Donnarumma, kesempatan bekerja dengan salah satu pelatih terbaik dunia merupakan pengalaman berharga yang membuatnya ingin bertahan lama di Manchester City. Eks kiper AC Milan itu merasa berada di tempat yang tepat.
Terpesona oleh Guardiola di Pandangan Pertama
Gianluigi Donnarumma tak segan mengungkapkan kekagumannya terhadap sosok Pep Guardiola. Mantan kiper AC Milan itu merasa langsung menemukan koneksi dengan sang pelatih sejak pertama kali berbincang dengannya.
"Saya merasa betah di City," ujar Donnarumma kepada La Gazzetta dello Sport.
"Anda merasa terpesona ketika mendengarkannya [Guardiola]. Saya pikir akan seperti itu, tetapi kenyataannya bahkan lebih baik dari yang saya harapkan."
"Saya berharap dapat bertahan di Manchester selama mungkin dan mendapatkan pengalaman yang benar-benar unik," tegas Donnarumma.
Adaptasi Cepat dan Pandangan tentang Sepak Bola Inggris
Donnarumma juga menegaskan bahwa dirinya telah beradaptasi dengan cepat terhadap atmosfer Liga Inggris yang intens.
Setelah sebelumnya berkarier di Serie A dan Ligue 1, kini ia bisa membandingkan langsung karakter sepak bola dari ketiga liga top Eropa tersebut.
"Saya cukup beruntung bisa menonton dari dua tempat yang sangat berbeda: di Ligue 1 dan Liga Primer," katanya.
"Melihatnya dari jauh, saya dapat mengatakan bahwa sepak bola 'kami' tidak kalah dari yang lain. Di Inggris, mereka berlari dari menit pertama hingga menit terakhir pertandingan," katanya.
Sumber: FotMob