WALI KOTA Solo Respati Ardi mendatangi Gereja Katolik Santo Antonius Purbayan yang berlokasi di sebelah kompleks Balai Kota Solo, Rabu, 27 Agustus 2025. Kedatangan Respati itu untuk meminta maaf kepada pengurus gereja tersebut seusai viral video tentang ibadah misa yang terganggu karena penyelenggaraan acara di Balai Kota Solo baru-baru ini.
"Tadi kami diterima Romo di Gereja Purbayan untuk menyampaikan maaf secara langsung kepada seluruh keluarga besar pengurus gereja Purbayan," ujar Respati seusai pertemuan.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
Respati mengatakan dari pertemuannya dengan pihak gereja terungkap bahwa ada beberapa acara di Balai Kota Solo yang waktunya bersinggungan dengan pelaksanaan ibadah di sana. "Terus masalah sound dan lain-lain ternyata koordinasinya yang kurang baik. Tapi ini kami selesaikan," kata dia.
Menurut Respati setelah pertemuan itu, pemerintah akan berkoordinasi dengan pihak gereja jika akan menggelar acara di Balai Kota Solo. Selain itu, ia juga mengatakan akan mengurangi penyelenggaraan event di Balai Kota. Pihaknya akan mengalihkan penyelenggaraan acara-acara di Benteng Vastenburg dan Sriwedari. "Saya akan mengurangi kegiatan di pendapa Balai Kota Solo dan mengalihkan ke halaman Benteng Vastenburg dan Sriwedari, karena misanya setiap Sabtu dan Minggu," katanya.
Respati mengatakan keputusan itu diambil untuk menjaga kenyamanan jemaat gereja saat melaksanakan ibadah. "Selain weekend kalau bisa ya kami mulai kurangi di Pendapa Balai Kota kegiatannya biar merata, jadi bisa di Benteng Vastenburg dan Sriwedari," tutur dia.
Adapun Paroki Gereja Katolik Santo Antonius Purbayan Walterus Teguh Santosa, mengatakan video yang viral itu terjadi seminggu yang lalu. Ia menyebut, saat itu di gereja sedang berlangsung misa seperti biasa, sementara di Balai Kota Solo sedang ada event festival gamelan.
Ia mengakui pelaksanaan ibadah misa itu terganggu dengan adanya aktivitas di Balai Kota Solo. "Dua minggu terakhir ini memang peribadatan di Gereja Santo Antonius itu terganggu itu dengan aktivitas di Balai Kota," kata dia.
Saat peringatan Kemerdekaan RI, Balai Kota Solo menggelar acara hingga ada penutupan jalan. Hal itu diakuinya cukup merepotkan jemaat yang hendak beribadat di gereja itu. "Kami bukan mengkritik mengenai upacaranya. Tetapi untuk 17 Agustus yang biasanya diselenggarakan di Sriwedari, saat itu digelar di Balai Kota Solo sehingga ada blocking jalan. Nggak boleh masuk itu, kemudian merepotkan jemaat yang mau datang ke sini," ujar dia.
Berikutnya saat digelar Festival Gamelan di Balai Kota Solo, peribadatan di gereja juga terganggu dengan suaranya. "Kemudian minggu lalu juga ada festival gamelan itu yang kemudian suaranya ya (mengganggu), Sabtu petang itu," ujar Teguh.