Jakarta (ANTARA) - Rokok elektrik atau vape sering dianggap sebagai alternatif yang lebih aman dibandingkan rokok konvensional. Banyak orang beranggapan bahwa ketiadaan proses pembakaran tembakau membuat vape memiliki risiko yang lebih rendah dibanding rokok biasa. Pandangan ini membuat rokok elektrik semakin populer, terutama di kalangan anak muda.
Namun, benarkah rokok elektrik benar-benar aman bagi kesehatan? Apakah ada pengaruhnya terhadap tubuh, khususnya pembuluh darah? Simak penjelasan selengkapnya berikut ini merangkum dari berbagai sumber:
Dampak pada fungsi pembuluh darah
Studi menemukan bahwa pengguna rokok elektrik kronis mengalami penurunan fungsi pembuluh darah, yang disebabkan oleh berkurangnya produksi oksida nitrat. Zat ini berperan penting dalam menjaga kelenturan serta mendukung kesehatan sistem peredaran darah secara keseluruhan.
Selain itu, darah dari pengguna rokok elektrik juga meningkatkan permeabilitas sel endotel. Kondisi ini membuat dinding pembuluh darah menjadi lebih rentan terhadap kerusakan dan dapat memicu gangguan pada fungsi normalnya.
Baca juga: Teknologi pemantau kualitas udara ini bisa deteksi asap vape dan rokok
Risiko disfungsi vaskular dini
Penelitian lain menunjukkan bahwa penggunaan rokok elektrik secara teratur dapat menyebabkan disfungsi vaskular dini pada orang dewasa sehat berusia 21 hingga 31 tahun. Temuan ini menambah kekhawatiran terkait potensi efek jangka panjang rokok elektrik terhadap kesehatan kardiovaskular.
Dampak langsung pada aliran darah
Penelitian yang melibatkan perokok dan pengguna rokok elektrik sehat menunjukkan bahwa aliran darah menurun dan kadar oksigen dalam darah berkurang setelah sesi merokok atau vaping, baik dengan atau tanpa kandungan nikotin. Temuan ini menegaskan bahwa efek negatif tidak selalu bergantung pada keberadaan nikotin semata.
Selain itu, rasa pada rokok elektrik, seperti kayu manis dan mint, juga dapat merusak sel-sel pembuluh darah manusia yang dibudidayakan di laboratorium. Menariknya, kerusakan ini tetap terjadi meski tidak ada kandungan nikotin di dalam cairan vape.
Ahli jantung menjelaskan bahwa kandungan nikotin dan bahan kimia dalam rokok elektrik dapat menyempitkan pembuluh darah dan meningkatkan tekanan darah. Kondisi ini meningkatkan risiko terkena penyakit jantung dan hipertensi.
Dengan bukti-bukti ilmiah yang semakin banyak, masyarakat perlu menyadari bahwa rokok elektrik tidak sepenuhnya aman. Penggunaan rokok elektrik dapat merusak pembuluh darah dan meningkatkan risiko penyakit jantung. Penting untuk berkonsultasi dengan tenaga medis jika mempertimbangkan berhenti merokok atau beralih ke rokok elektrik.
Baca juga: Kandungan Etomidate dalam vape berdampak buruk pada kesehatan
Baca juga: BNN sebut pelarangan vape di Indonesia perlu pendalaman
Pewarta: M. Hilal Eka Saputra Harahap
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.