Harbin (ANTARA) - Tim peneliti dari Universitas Kedokteran Harbin China mengembangkan proyek komprehensif demi menekan risiko jatuh pada masyarakat lanjut usia (lansia), terutama yang berusia di atas 60 tahun.
Xinhua melaporkan, Rabu, proyek yang nantinya dipimpin dokter desa tersebut bertujuan untuk memperkuat otot tungkai bawah dan meningkatkan kesimbangan tubuh. Video edukasi dalam dialek lokal pun disiapkan.
Menurut Wakil Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Kedokteran Harbin Tian Maoyi, insiden jatuh menjadi salah satu penyebab utama cedera dan kematian akibat kecelakaan pada lansia selama tiga dekade terakhir, meski kerap diabaikan.
Tim peneliti dari Universitas Kedokteran Harbin melakukan riset untuk pencegahan jatuh itu dan menemukan bahwa penggabungan latihan fisik sederhana dan pendidikan kesehatan yang disesuaikan ke dalam layanan kesehatan dasar di China dapat secara signifikan mengurangi risiko jatuh warga lansia di pedesaan/
Studi tersebut dipublikasikan secara daring dalam dalam Journal of the American Medical Association.
Temuan tersebut mendukung penggunaan pendekatan terintegrasi perawatan kesehatan primer untuk mencegah insiden jatuh kalangan lansia di pedesaan China serta negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah lainnya.
Bekerja sama dengan pusat pengendalian dan pencegahan penyakit serta perguruan tinggi kedokteran di berbagai provinsi, tim peneliti itu melakukan uji coba terkontrol secara acak yang melibatkan 2.610 peserta berusia 60 tahun ke atas yang berisiko tinggi jatuh.
Wang Yongchen, kepala kedokteran umum di Rumah Sakit Afiliasi Kedua Universitas Kedokteran Harbin, yang juga merupakan bagian dari penelitian tersebut, mengatakan bahwa proyek intervensi ini menunjukkan efektivitas yang nyata selama periode tindak lanjut rata-rata 358 hari.
Wang menambahkan, hanya 29,7 persen peserta dalam kelompok intervensi yang melaporkan mengalami setidak-tidaknya satu kali jatuh, jauh lebih rendah daripada 38,3 persen pada kelompok kontrol.
Frekuensi insiden jatuh juga menurun dari 1,4 kali jatuh per orang per tahun pada kelompok kontrol menjadi 0,8 kali pada kelompok intervensi, sementara tingkat cedera turun dari 21,6 menjadi 15,2 persen.
Wang juga menyampaikan, para partisipan lansia yang menerima intervensi juga mengalami peningkatan signifikan dalam mobilitas fungsional dan kualitas hidup terkait kesehatan.
Dia menjelaskan bahwa penelitian tersebut menggunakan sebuah pendekatan yang memanfaatkan jaringan layanan kesehatan primer yang ada di China tanpa bergantung pada peralatan medis canggih atau dokter rehabilitasi spesialis.
Metode itu pun dapat memberikan solusi layanan kesehatan praktis bagi populasi lansia di negara dan kawasan dengan keterbatasan sumber daya.
"Bagi ratusan juta warga lansia di pedesaan, lebih sedikit frekuensi jatuh berarti lebih sedikit penderitaan yang dialami dan lebih besar peluang untuk hidup secara mandiri dan menikmati hidup," kata Wang.
Pewarta: Xinhua
Editor: Michael Teguh Adiputra Siahaan
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.