Liputan6.com, Jakarta Keputihan adalah kondisi alami pada wanita yang berfungsi menjaga kebersihan dan kelembapan area kewanitaan. Namun, banyak yang bertanya-tanya keputihan tanda apa, terutama jika disertai perubahan warna, bau, atau jumlah yang tidak biasa.
Secara umum, keputihan bisa menjadi tanda perubahan hormon atau indikasi adanya infeksi pada organ reproduksi. Mengetahui keputihan tanda apa penting agar wanita dapat mengenali kondisi tubuhnya sejak dini.
Dengan menjaga kebersihan dan pola hidup sehat, keputihan dapat dikendalikan serta dicegah agar tidak berkembang menjadi masalah yang lebih serius. Pemahaman tentang keputihan tanda apa membantu wanita lebih waspada terhadap kesehatannya sendiri.
Berikut Liputan6.com merangkum dari berbagai sumber tentang penjelasan keputihan tanda apa, Selasa (21/10/2025).
Mengenali Keputihan Normal: Ciri dan Fungsi Alami
Mengutip buku berjudul Buku Ajar: Kesehatan Reproduksi Remaja (2023) oleh rahdiba, Amalia, Titi, Sofiyahtrii, keputihan adalah suatu kondisi dimana keluarnya cairan atau lendir dari vagina. Keputihan adalah salah satu cara alami yang dilakukan tubuh. Tujuan dari keputihan adalah untuk menjaga kebersihan dan kelembaban daerah kewanitaan.
Keputihan normal atau fisiologis merupakan bagian alami dari sistem reproduksi wanita yang menandakan tubuh berfungsi dengan baik. Kondisi ini membantu menjaga kelembapan, kebersihan, dan keseimbangan pH di area kewanitaan.
Setiap wanita dapat mengalami perbedaan karakteristik keputihan tergantung pada faktor seperti siklus menstruasi, masa ovulasi, penggunaan kontrasepsi, atau periode menyusui.
Berikut ciri-ciri keputihan normal yang perlu diketahui:
1. Warna: Bening, putih, atau sedikit keruh menyerupai air susu. Kadang tampak kekuningan setelah menempel pada celana dalam.
2. Bau: Tidak menyengat, umumnya ringan dengan aroma sedikit asam, manis, atau mirip tembaga.
3. Tekstur: Bisa encer, kental, atau lengket — berubah sesuai fase siklus menstruasi. Biasanya lebih kental saat ovulasi atau menjelang haid, dan lebih cair di pertengahan siklus.
4. Tidak disertai gejala: Tidak menimbulkan gatal, perih, iritasi, atau nyeri pada area vagina.
5. Jumlah: Sekitar setengah hingga satu sendok teh per hari, namun dapat meningkat ketika ovulasi, menyusui, hamil, atau menjelang menstruasi.
Keputihan Abnormal: Waspada Indikasi Masalah Kesehatan
Berbeda dari keputihan normal, keputihan abnormal atau patologis sering menjadi tanda adanya gangguan kesehatan pada organ reproduksi. Kondisi ini biasanya dipicu oleh infeksi jamur, bakteri, parasit, atau penyakit menular seksual (PMS) yang perlu segera ditangani oleh tenaga medis.
Menurut Oriza & Yulianty (2018) sebagaimana dikutip dalam kajian yang dipublikasikan di Jurnal Ilmiah Kesehatan Media Husada, Volume 12, Nomor 2, November 2023, fluor albus biasa disebut keputihan adalah keadaan di mana kelebihan cairan bocor dari vagina. Ada dua jenis keputihan: normal (fisiologis) dan abnormal (patologis). Keputihan fisiologis dapat terjadi pada wanita mana pun dan tidak menyebabkan ketidaknyamanan.
Menurut Daili, Fahmi S, Indriatmi B (2009) sebagaimana dikutip dalam kajian yang dipublikasikan di Jurnal Skala Husada Volume 13 Nomor 1 April 2016, keputihan juga merupakan indikasi dari adanya infeksi di dalam rongga panggul seperti infeksi pada saluran telur yang disertai sakit perut yang hebat.
Kasdu D. (2008) masih dari sumber yang sama, keputihan abnormal yang tidak tertangani dengan baik dan dialami dalam waktu yang lama akan berdampak pada terjadinya infeksi saluran reproduksi. Infeksi saluran reproduksi ini mengakibatkan infertilitas.
Berikut tanda-tanda keputihan abnormal yang harus diwaspadai:
1. Perubahan warna: Cairan dapat berwarna kuning, hijau, abu-abu, cokelat, atau bahkan merah. Warna yang tidak biasa menandakan adanya infeksi atau iritasi.
2. Bau tidak sedap: Umumnya beraroma amis, busuk, atau menyengat, berbeda dengan bau ringan keputihan normal.
3. Perubahan tekstur: Keputihan bisa menjadi sangat kental, menggumpal seperti keju cottage, atau berbusa.
4. Jumlah berlebih: Cairan keluar lebih banyak dari biasanya dan terjadi terus-menerus hingga menyebabkan rasa tidak nyaman.
5. Gejala penyerta: Rasa gatal, perih, iritasi, sensasi terbakar, pembengkakan di area vagina, nyeri panggul, sakit saat buang air kecil, atau nyeri ketika berhubungan intim.
Jika gejala-gejala di atas muncul, segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan diagnosis dan perawatan yang tepat. Penanganan dini dapat mencegah komplikasi serta menjaga kesehatan organ reproduksi wanita secara menyeluruh.
Mendeteksi Masalah dari Warna dan Tekstur Keputihan
Menurut Rao et al (2020) sebagaimana dikutip dalam buku Keputihanku Berbeda Denganmu - Model Pencegahan Keputihan Berbasis Faktor Risiko (2025) oleh Bambang Purwanto, Eka Arum Cahyaning Putri, Ivon Diah Wittiarika, Rize Budi Amalia, selama sebagian besar siklus menstruasi, keputihan ini cenderung kental dan lengket, tetapi akan menjadi lebih bening, basah, dan elastis saat mendekati waktu ovulasi.
Selama kehamilan, penggunaan kontrasepsi, dan saat terjadi rangsangan seksual, keputihan ini dapat lebih banyak dan lebih terlihat. Namun, volume keputihan akan menurun saat mencapai masa menopause karena penurunan kadar estrogen.
Memahami perubahan warna serta tekstur keputihan dapat membantu mendeteksi dini berbagai gangguan kesehatan pada organ kewanitaan. Setiap perubahan memiliki arti tertentu yang penting untuk dikenali agar penanganannya tepat.
Berikut beberapa jenis warna keputihan dan kemungkinan tandanya:
1. Putih kental dan menggumpal seperti keju cottage
- Umumnya menanda...