Beijing (ANTARA) - Kementerian Luar Negeri China menyebut eksplorasi minyak di Laut China Timur tidak berada di perairan yang disengketakan tetapi masuk dalam wilayah negara tersebut.
"Aktivitas eksplorasi minyak dan gas China di Laut China Timur dilakukan di perairan yang tidak disengketakan di bawah yurisdiksi China," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Guo Jiakun dalam konferensi pers di Beijing, Selasa (26/8).
Jepang sebelumnya mengajukan protes yang menuduh China melakukan "pengembangan sepihak" ladang gas di perairan yang disengketakan di Laut China Timur.
Kementerian Luar Negeri Jepang mengatakan telah mendeteksi 21 rig pengeboran yang diduga telah ditempatkan di sisi Beijing dari perbatasan maritim de facto atau di perairan sebelah barat garis tengah antara kedua negara.
Disebutkan bahwa ada kekhawatiran dari Tokyo bahwa gas di sisi Jepang juga dapat diekstraksi.
"Tindakan itu sepenuhnya berada dalam hak kedaulatan dan yurisdiksi China. China tidak menerima tuduhan tak berdasar Jepang dan telah membantah apa yang disebut protes dari pihak Jepang," ungkap Guo Jiakun.
China, kata Guo Jiakun, berkomitmen untuk menerapkan konsensus berprinsip mengenai penyelesaian isu Laut China Timur secara komprehensif dan efektif.
"Kami berharap Jepang akan bekerja sama dengan Tiongkok untuk memainkan peran konstruktif dalam dimulainya kembali negosiasi antarpemerintah antara kedua negara sesegera mungkin," tambah Guo Jiakun.
Baca juga: China: Jepang langgar hukum gunakan senjata biologis pada PD II
Sementara Kementerian Luar Negeri Jepang dalam pernyataannya mengatakan "Sangat disesalkan bahwa China memajukan pembangunan sepihak di Laut China Timur, sementara Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) dan landas kontinen di Laut China Timur belum dibatasi".
Jepang juga "sangat mendesak" China untuk melanjutkan negosiasi implementasi perjanjian tahun 2008 untuk bekerja sama dalam eksploitasi sumber daya alam di Laut China Timur, menurut kementerian tersebut.
Perundingan mengenai pakta tersebut telah ditangguhkan sejak akhir 2010, ketika sebuah kapal nelayan China bertabrakan dengan dua kapal Penjaga Pantai Jepang di dekat Kepulauan Senkaku.
Pada 2008 ada perjanjian yang menetapkan bahwa Jepang dan China sepakat untuk bersama-sama mengembangkan cadangan gas bawah laut di wilayah yang disengketakan, dengan larangan pengeboran independen oleh kedua negara.
Namun, negosiasi mengenai cara mengimplementasikan kesepakatan tersebut ditangguhkan pada 2010.
Pernyataan terbaru Tokyo ini menyusul pengajuan protes serupa oleh Jepang setelah ditemukannya instalasi buatan China pada Mei dan Juni 2025.
Baca juga: China bantah kembangkan senjata antariksa seperti tuduhan Jepang
Baca juga: Rusia-China gelar latihan militer bersama di Laut Jepang
Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.