Jakarta (ANTARA) - Pertanyaan seputar kebutuhan konsumsi obat cacing pada orang dewasa kerap muncul, terutama di kalangan masyarakat yang tinggal atau bekerja di wilayah dengan risiko tinggi infeksi cacing. Kondisi lingkungan yang kurang higienis, paparan tanah atau air yang terkontaminasi, serta pola hidup yang tidak terjaga menjadi faktor utama yang meningkatkan potensi terinfeksi cacing pada orang dewasa.
Berdasarkan sejumlah pedoman medis dan ulasan terkini, para ahli menyatakan bahwa orang dewasa masih boleh, bahkan dalam beberapa kondisi perlu, mengonsumsi obat cacing secara berkala. Tindakan ini bertujuan untuk mencegah komplikasi kesehatan, menjaga daya tahan tubuh, serta menghindari penyebaran infeksi ke anggota keluarga lainnya.
Risiko cacingan tak hanya bagi anak-anak
Infeksi cacing atau cacingan bisa menyerang siapa saja yang tidak menerapkan prinsip hidup bersih, termasuk orang dewasa. Tanpa penanganan, infeksi ini dapat menyebabkan komplikasi seperti anemia, gangguan penyerapan nutrisi, bahkan obstruksi usus.
Baca juga: Cara mudah untuk mencegah dan mengobati infeksi cacing di tubuh
Kapan konsumsi obat cacing diperlukan?
1. Saat terinfeksi
Jika seseorang terbukti mengalami infeksi cacing, pengobatan melalui obat cacing adalah penting. Tanpa penanganan, kondisi ini bisa menyebabkan gangguan serius seperti malabsorpsi, anemia, atau komplikasi pencernaan lain.
2. Sebagai upaya pencegahan untuk kelompok risiko tinggi
Rekomendasi medis menyatakan bahwa orang dewasa yang memiliki risiko tinggi, misalnya pekerja lapangan seperti petani, buruh, peternak, yang tinggal di lingkungan dengan sanitasi minim, atau sering terpapar makanan dan minuman tidak higienis, sebaiknya minum obat cacing secara rutin, misalnya setiap 6 bulan sekali.
3. Lanjut usia
Lansia juga termasuk kelompok yang disarankan untuk pengobatan preventif periodik, dengan interval yang sama, setiap 6 bulan, demi menghindari komplikasi yang dapat memperburuk kualitas hidup.
Baca juga: PHBS kunci kecacingan dapat dihindari pada semua kelompok usia
Jenis obat cacing dan ketentuan penggunaannya
Beberapa jenis obat anthelmintik yang umum digunakan pada orang dewasa meliputi:
• Albendazole: efektif untuk cacing pita, gelang, tambang, dan kremi. Umumnya diminum bersama makanan berlemak agar penyerapan lebih optimal.
• Mebendazole: digunakan untuk infeksi cacing gelang, tambang, cambuk, juga bisa membasmi telurnya.
• Pirantel pamoat: dapat dibeli bebas, efektif untuk cacing kremi dan gelang, dan dosis disesuaikan dengan berat badan.
• Ivermectin: digunakan untuk infeksi cacing gelang, biasanya dikonsumsi dalam keadaan perut kosong.
• Praziquantel: untuk infeksi cacing hati atau cacing schistosoma; harus diminum sesuai resep dan setelah makan.
Tindakan pencegahan dan efek samping
Obat cacing bukan main-main; perlu digunakan dengan hati-hati:
• Efek samping umum termasuk mual, diare, sakit perut, pusing, lelah, dan ruam kulit.
• Perhatian khusus bagi ibu hamil, menyusui, atau orang dengan kondisi medis seperti gangguan hati, kehamilan, alergi; konsultasi dengan tenaga kesehatan sangat disarankan.
Baca juga: Cegah kasus balita R terulang, KPAI desak RUU Pengasuhan Anak disahkan
Pencegahan infeksi cacingan
Selain obat, pencegahan yang efektif penting diterapkan, antara lain:
• Mencuci tangan secara teratur, terutama setelah aktivitas di luar dan sebelum makan.
• Mencuci buah dan sayur hingga bersih.
• Memasak daging hingga matang sempurna.
• Mengonsumsi air bersih.
• Menghindari makan di tempat yang higienisnya meragukan.
Dengan demikian, orang dewasa masih boleh dan bahkan sebaiknya mengonsumsi obat cacing apabila telah terinfeksi atau berada dalam kelompok berisiko tinggi. Penggunaan obat cacing sebagai tindakan pencegahan secara berkala juga dianjurkan untuk menjaga kesehatan. Namun, perlu diingat bahwa konsumsi obat harus sesuai indikasi dan dosis yang tepat.
Selain itu, langkah ini harus diiringi dengan penerapan gaya hidup bersih untuk mencegah infeksi ulang. Jika merasa memiliki risiko atau mengalami gejala tertentu, segera konsultasikan ke dokter atau tenaga medis guna mendapatkan diagnosis serta pengobatan yang tepat.
Baca juga: Tanda-tanda anak cacingan dan cara penanganan yang tepat
Pewarta: M. Hilal Eka Saputra Harahap
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.