Jakarta (ANTARA) - Disleksia merupakan gangguan belajar yang ditandai dengan kesulitan dalam membaca, menulis, dan mengeja, tetapi tidak mempengaruhi kecerdasan anak. Gangguan ini sering kali membuat anak kesulitan mengikuti pelajaran di sekolah meski memiliki potensi yang sama dengan anak lainnya.
Lantas, apa saja penyebab disleksia dan bagaimana cara mengatasinya? Simak ulasannya berikut ini untuk mendapatkan pemahaman yang lebih jelas serta strategi yang bisa membantu anak belajar lebih efektif, dirangkum dari berbagai sumber:
Apa itu disleksia?
Disleksia adalah gangguan neurobiologis yang menyebabkan anak kesulitan membaca, menulis, atau mengeja meski memiliki kecerdasan normal atau bahkan di atas rata-rata. Gangguan ini bukan disebabkan oleh malas atau rendah motivasi, melainkan oleh perbedaan cara otak dalam memproses bahasa.
Baca juga: Kegiatan belajar mengajar saat ini sudah berbasis kesehatan mental
Penyebab disleksia
• Faktor genetik: Anak dengan riwayat keluarga disleksia memiliki risiko lebih tinggi mengalami kondisi serupa.
• Faktor prenatal dan perkembangan: Termasuk kelahiran prematur, berat badan lahir rendah, paparan zat berbahaya (nikotin, alkohol, obat-obatan) atau infeksi selama kehamilan.
• Kelainan struktur otak: Perbedaan pada area otak yang memproses bahasa juga berperan dalam disleksia.
Jenis-jenis disleksia
Beberapa tipe disleksia pada anak yang umum dikenal antara lain:
• Phonological Dyslexia – kesulitan memecah kata menjadi bunyi (fonem) dan menghubungkannya.
• Rapid Naming Dyslexia – lambat dalam menyebut huruf atau angka karena otak memproses informasi dengan lambat.
• Surface Dyslexia – kesulitan membaca kata yang ejaan dan pengucapannya berbeda.
• Double Deficit Dyslexia – kombinasi phonological dan rapid naming dyslexia.
Baca juga: Praktisi sebut kesehatan jiwa penting dalam kegiatan belajar mengajar
Gejala disleksia pada anak
• Prasekolah: Lamban bicara, kesulitan belajar huruf dan suara, sering menulis/mengucap ulang kata, kesulitan membedakan huruf mirip (misalnya b/d, p/q).
• Usia sekolah: Membaca lambat, sulit mengeja, kesulitan memahami instruksi tertulis dan verbal, menghindari aktivitas membaca.
Diagnosa disleksia
Untuk mendiagnosis, biasanya dilakukan:
• Riwayat keluarga dan lingkungan
• Tes psikologi, pendengaran, dan penglihatan
• Tes akademis serta wawancara dengan orang tua/guru
Baca juga: Membina generasi masa depan melalui transformasi digital pendidikan
Cara mengatasi disleksia pada anak
Meskipun disleksia tidak bisa disembuhkan total, beberapa pendekatan efektif meliputi:
1. Metode fonik / multisensori
Latihan mengenali bunyi dan menyambungkannya dengan huruf serta melatih membaca dan mengeja secara bertahap.
2. Latihan rutin di rumah
Membiasakan membaca bersama, membacakan buku dengan interaktif, menyenangkan, dan menggunakan visual penguat.
3. Pendekatan visual dan kinestetik
Menggunakan gambar, gerakan, atau objek fisik untuk membantu anak memahami kata atau angka.
4. Bantuan profesional
Konsultasi dan terapi dari psikolog, terapis wicara, atau guru khusus disleksia untuk program belajar yang disesuaikan.
5. Dukungan emosional
Menjelaskan kepada anak bahwa disleksia bukan cerminan kecerdasan mereka, melainkan tantangan yang bisa dihadapi dengan sabar.
Disleksia pada anak merupakan gangguan belajar akibat perbedaan neurologis dan bukan tanda rendah kecerdasan. Deteksi dini dan penanganan tepat seperti metode fonik, terapi multidisiplin, dan dukungan emosional dapat membantu anak mengembangkan kemampuan baca-tulisnya dan meraih prestasi yang optimal.
Orangtua disarankan untuk berkonsultasi ke profesional pendidikan atau kesehatan bila gejala muncul. Dengan dukungan dan pendekatan yang konsisten, anak disleksia dapat berkembang dengan baik dalam lingkungan belajar yang mendukung.
Baca juga: Sejumlah siswa SD di Aceh Timur belajar sambil tengkurap
Pewarta: M. Hilal Eka Saputra Harahap
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.