
PENYALURAN beras stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, belum mampu mengendalikan kenaikan harga beras lokal di pasar tradisional. Pantauan Media Indonesia di Pasar Ghede Klaten, harga beras di pedagang kini masih bertahan tinggi. Beras C-4 Rp14.500-Rp15.000 dan Mentik Wangi Rp16.500-Rp17.000 per kilogram.
Sementara, pemerintah melalui Badan Urusan Logistik (Bulog) Cabang Surakarta terus menyalurkan beras SPHP di Klaten, sebagai upaya menjaga stabilitas pasokan dan harga beras di pasar.
Informasi dari Wakil Kepala Bulog Cabang Surakarta, Dicki Yusfarino, penyaluran beras SPHP di Kabupaten Klaten sejak 1 Januari hingga 31 Agustus 2025 telah mencapai 906.885 kilogram. Meski terus digelontor beras SPHP, termasuk penjualan langsung ke masyarakat konsumen oleh Tim Gudang Bulog Meger, harga beras di pasar tradisional belum juga turun hingga pekan ini.
Kepala Gudang Bulog Meger, Syamsoel Bahri, membenarkan untuk menekan kenaikan harga beras pihaknya telah melakukan penjualan beras SPHP ke konsumen di wilayah secara bergiliran. Terkait, pedagang Pasar Gedhe Klaten mengeluh penjualan beras lesu sejak beras SPHP disalurkan secara besar-besaran langsung ke konsumen dengan harga Rp56.000-Rp57.000 per 5 kilogram.
“Penjualan beras di pasar sekarang lesu. Memang, harga beras lokal mahal. Saya jual beras C-4 Rp15.000 dan Mentik Wangi Rp17.000 per kilogram,” kata Sunarti, pedagang Pasar Gedhe Klaten, Senin (8/9).
Di sisi lain, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Klaten, Iwan Kurniawan, saat ditemui mengatakan produksi padi Kabupaten Klaten pada Agustus 2025 mencapai 21.619 ton.
“Perlu diketahui, bahwa kebutuhan beras di Klaten 7.306 ton, sedangkan ketersediaan 12.845 ton. Sehingga, Klaten pada bulan lalu mengalami surplus beras sebesar 5.538 ton,” ungkapnya. (H-3)