KJRI Shanghai bidik investasi energi hijau dengan pengusaha asal Anhui

Beijing (ANTARA) - Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Shanghai menyelenggarakan Forum Bisnis Investasi Indonesia di Hefei, Provinsi Anhui, yang dikenal sebagai pusat produksi New Energy Vehicle (NEV) dan Photovoltaic (PV) cells untuk energi hijau.

"Prioritas pembangunan Indonesia dalam Asta Cita bertujuan membangun ekonomi maju, kuat, dan berkelanjutan. Ini sejalan dengan keunggulan yang dimiliki Anhui," kata Konsul Jenderal RI di Shanghai Berlianto Situngkir dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA pada Jumat.

Forum, yang berlangsung Kamis (27/11), dihadiri Wakil Menteri Luar Negeri RI Arrmanatha C. Nasir dan sekitar 139 pengusaha asal Tiongkok yang bergerak di sektor energi hijau, hilirisasi industri, manufaktur berteknologi tinggi, ketahanan pangan, hingga ekonomi digital.

"Forum hari ini di Hefei sangat tepat karena kota ini melambangkan kemajuan pesat China dalam teknologi dan inovasi," ungkap Berlianto.

Pertumbuhan ekonomi Kota Hefei pada 2024 diperkirakan mencapai PDB 188 miliar dolar AS. Sementara Provinsi Anhui mencatat PDB 684 miliar dolar AS. Kinerja ekonomi ini didukung ekspor NEV dan PV cells yang meningkat hingga 23,7 persen.

Wamenlu Arrmanatha menyoroti potensi investasi di Indonesia, khususnya sektor EV, ekosistem baterai, teknologi digital, serta pertanian dan pangan.

Baca juga: KBRI Beijing ajak lebih banyak pengusaha China investasi di Indonesia

"Program Makan Bergizi Gratis di Indonesia mendorong rantai pasok baru dan permintaan tinggi produk pangan, membuka peluang investasi besar di sektor pertanian, logistik, dan pengolahan makanan," kata Wamenlu.

Arrmanatha menilai pembentukan Comprehensive Strategic Dialogue (CSD) oleh Menlu RI dan Menlu China dapat memfasilitasi penguatan investasi dua arah.

"Kementerian Luar Negeri beserta seluruh perwakilan RI di China siap mendukung pelaku bisnis menciptakan kerja sama ekonomi saling menguntungkan," tambahnya.

Di sela forum, lima Nota Kesepahaman (MoU) antara perusahaan Indonesia dan Tiongkok ditandatangani, mencakup pengembangan infrastruktur EV, floating PV, smart energy power plant, proyek energi terbarukan, serta investasi kaolin dan pengolahan quartz sand.

Forum juga menghadirkan dua sesi diskusi: potensi investasi China di Indonesia dan Local Currency Settlement (LCS), serta panduan berinvestasi, testimoni perusahaan China di KEK Gresik dan Kendal, serta dukungan bank Mandiri, HSBC, dan UOB.

Indonesia Investment Business Forum menjadi ruang dialog, mempertemukan mitra, serta membangun pemahaman mengenai arah investasi strategis Indonesia, dengan tujuan memperkuat jaringan investor, mendorong proyek prioritas, dan membuka jalur kerja sama di berbagai sektor penting.

Baca juga: ANTARA tekankan kolaborasi media dalam forum investasi GBA China

Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Rahmad Nasution
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.