Dhaka, Bangladesh (ANTARA) - Penasihat Utama Bangladesh Muhammad Yunus temui Pelaksana Tugas Direktur Eksekutif Program Pangan Dunia (WFP) Carl Skau di Roma, Selasa, untuk menegaskan kembali komitmen bersama dalam meningkatkan pendanaan bagi pengungsi Rohingya yang masih tinggal di Bangladesh.
Skau menemui Yunus di sebuah hotel di ibu kota Italia, demikian pernyataan dari kantor Yunus.
Dalam pertemuan tersebut, Skau mengatakan bahwa Rohingya tetap menjadi salah satu agenda utama badan PBB tersebut karena mendesaknya kebutuhan pendanaan bagi pengungsi Rohingya.
Dia juga menegaskan kembali komitmen badan tersebut untuk memobilisasi bantuan pangan bagi 1,3 juta pengungsi Rohingya yang berlindung di distrik Cox's Bazar di sepanjang pantai tenggara Bangladesh, yang sebagian besar melarikan diri dari tindakan keras militer Myanmar pada 2017.
Keduanya juga membahas potensi untuk mengamankan pendanaan dari sumber-sumber baru, termasuk negara-negara kaya dan lembaga keuangan multilateral.
Skau, bagaimanapun, mengatakan bahwa menyusul komitmen bantuan kemanusiaan baru, termasuk dari AS dan Inggris, WFP akan terus memberikan tunjangan makanan bulanan sebesar $12 (sekitar Rp 200 ribu) kepada setiap pengungsi Rohingya.
Sebelumnya, program pangan PBB memotong jatah makanan untuk para pengungsi hingga setengahnya karena kekurangan dana yang parah yang disebabkan berbagai faktor, termasuk langkah pemerintah AS untuk mengurangi dukungan kepada Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID), penyedia dukungan utama bagi para pengungsi.
Pertemuan tersebut juga berfokus pada situasi kelaparan yang sedang berlangsung di Gaza dan Sudan serta tantangan yang semakin besar dalam memobilisasi dana untuk memerangi kelaparan global yang memengaruhi puluhan juta orang.
Skau juga menyebutkan upaya WFP yang berkelanjutan untuk mengirimkan ratusan truk makanan ke Gaza di tengah meningkatnya kerawanan pangan yang memengaruhi hampir 300 juta orang di seluruh dunia.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Bangladesh umumkan rencana untuk lindungi pengungsi Rohingya
Baca juga: Jubir PBB sebut situasi Rohingya memburuk 8 tahun paskakonflik
Penerjemah: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.